Puisi Cerita Yee Wen 19
Kata-kata langitnya, satu, satu
Menangga tak menentu
Diri memerhati bumi hati yang satu
Ilahi kata hatiku
Dan dia bahagia kata-kata.
Nafas yang diperkuda jantung siang malam
Nadi meneliti darah yang menghambai diri
Yang dicari, cahaya
Yang dinikmati, rahmat Yang Maha Esa
Dan dia, tahu tapi ragu-ragu
Di sekeliling – berbelantara teraba-raba
Ibu bapa saban lima waktu keliru.
Diri yang menyebut aksara murni mulia
Memerhati warna hatinya
Tahu, tapi tetap menunggu pintu langit terbuka.
Siang itu, sesudah tiga purnama cahaya kelam
Tiba-tiba, sinaran kilat memancari hitam jadi terang
Diri tercari-cari tanda Ilahi mengajari
Dan, menanti, menguji.
Lautan kesepian membalut dirinya
Kemas lagi teguh usaha
Tapi kuasa, siapa yang mengatasi Ilahi
Waktu itu, Ilahi menyuaraiku, lautan teramat tenang
Dan dia tercari-cari cara menguji, tapi bimbang
Diamku, pengalaman silam, berpurnama
Dia segera mempelawa suaraku.
Satu, satu jadi segera tertera lukisan
Hati dan minda dirinya
25.10.2009 Isnin 4.am
No comments:
Post a Comment