Sunday, November 8, 2009

Puisi Cerita Yee Wen 19

Kata-kata langitnya, satu, satu

Menangga tak menentu

Diri memerhati bumi hati yang satu

Ilahi kata hatiku

Dan dia bahagia kata-kata.

Nafas yang diperkuda jantung siang malam

Nadi meneliti darah yang menghambai diri

Yang dicari, cahaya

Yang dinikmati, rahmat Yang Maha Esa

Dan dia, tahu tapi ragu-ragu

Di sekeliling – berbelantara teraba-raba

Ibu bapa saban lima waktu keliru.

Diri yang menyebut aksara murni mulia

Memerhati warna hatinya

Tahu, tapi tetap menunggu pintu langit terbuka.

Siang itu, sesudah tiga purnama cahaya kelam

Tiba-tiba, sinaran kilat memancari hitam jadi terang

Diri tercari-cari tanda Ilahi mengajari

Dan, menanti, menguji.

Lautan kesepian membalut dirinya

Kemas lagi teguh usaha

Tapi kuasa, siapa yang mengatasi Ilahi

Waktu itu, Ilahi menyuaraiku, lautan teramat tenang

Dan dia tercari-cari cara menguji, tapi bimbang

Diamku, pengalaman silam, berpurnama

Dia segera mempelawa suaraku.

Satu, satu jadi segera tertera lukisan

Hati dan minda dirinya

daengramliakil@yahoo.com

25.10.2009 Isnin 4.am

No comments:

Post a Comment